S.H.M.I.L.Y

Sabtu, 29 Oktober 2011

High School Musical 3 - Can I Have This Dance *OFFICIAL MUSIC VIDEO w/ly...

High School Musical 2 - You are the music in me

Love this song muchh..

BRAND EQUITY

Yap, kita masuk ke tugas Markon ke - 3.. ~(^o^)~
Kali ini saya akan membahas mengenai " BRAND EQUITY" 

So.. Let's we check it out.. 

BRAND EQUITY

Brand Equity diteliti pertama kali oleh " David Aaker ( university California ) & Kevin Keller. Berikut pengertiannya :
  •  Dimana brand merupakan asset perusahaan yang dapat berkonstribusi terhadap penjualan atau profit.
  • Kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.
Terdapat 4 komponen  penting dalam membentuk brand equity, yaitu :
  1. Brand Loyalty : Performance perusahaan sangat bergantung pada esberapa banyak konsumen yang loyal.
  2. Brand Awareness : Sejauh mana konsumen tahu tentang keberadaan brand tersebut. Brand Awareness yang tinggi dapat meningkatkan familiarity yang positif dan kemungkinan masuk dalam list brand untuk dibeli.
  3. Perceived Quality : yaitu kualitas brand atau produk tersebut di mata konsumen.
  4. Brand Associations : Konsep-konsep, orang, atau image yang dihubungkan dengan Brand Associations, berguna dalam pembentuk sikap positif terhadap brand dan menjadi motivasi pembelian.
Selain Brand Equity, terdapat juga "Brand Customer" yang dikenalkan oleh Robert Blattberg & John Deighton. Menurut mereka Customer ialah asset perusahaan. Terdapat 3 asset penting yang harus diperhatikan: 
  1. Aquisition Equity         : Asset yang diperoleh dari kegiatan akuisisi customer.
  2. Retention Equity         : Asset yang diperoleh rentensi.
  3. Add - On Selling Equity : Asset yang diperoleh jika perusahaan dapat memotivasi customer untuk membeli produk yang ada dalam product line mereka.
Berikut adalh perbedaan antara Brand Equity dengan Brand Customet :
Kegiatan Marketing
Brand Equity
Customer Equity
Kualitas produk dan service Menciptakan rasa suka terhadap produk Menciptakan tingkat retensi yang tinggi
Iklan Menciptakan brand image dan positioning Menciptakan familiarity dengan customer
Promosi Menurunkan nilai brand equity Merangsang untuk membeli kembali
Pengembangan produk baru Menggunakan brand name untuk produk baru Membuat produk yang dapat memperkuat hubungan dengan customer
Segmentasi Didasarkan pada kararteristik customer dan benefit dari produk Didasarkan pada pola perilaku pembelian customer
Distribusi Distribusi multi stage Direct selling
Customer service Memperkuat brand image Meningkatkan familiarity dengan customer

Menurut Soehadi (2005) Brand equity dapat diukur  berdasarkan 7 indikator, yaitu :
  • Leadership        : kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga , maupun atribut non-harga.
  • Stability            : kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
  • Market              : kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
  • Internationality  : kemampuan merek untuk keluar dan area geografisnya atau masuk ke negara atau daerah.
  • Trend                : merek menjadi semakin penting dalam industri.
  • Support             : besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
  • Protection         : merek tersebut mempunyai legalitas.
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori : 

1. Brand awareness, beberapa pengertian brand awareness adalah sebagai berikut:
  • Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.
  • Brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan.

Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
  • Unaware of brand (tidak menyadari merek) : Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
  • Brand recognition (pengenalan merek) : Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
  • Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) : Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
  • Top of mind (puncak pikiran) : Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. 
2. Perceived quality : Didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan.

3. Brand association : Adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.

4. Brand loyalty : Merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 
  • Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian.
  • Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang digunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).
  • Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila melakukan penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
  • Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut.
    Pilihan konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
  • Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa pelanggan sebenarnya(commited buyers).     

5. Other proprietary brand assets : Adalah hal-hal lain yang tidak termasuk dalam 4 kategori diatas tetapi turut membangun brand equity. Sedangkan menurut Kim dan Kim (2004), brand equity meliputi 4 hal, antara lain loyalitas merek, perceived quality, citra merek, dan brand awareness.







Demikian penjelasan saya mengenai "BRAND EQUITY", mohon maaf ya atas kekurangannya.. \( ^o^ )/
Mohon kritik dan saran..


-DearBear-



Sumber :
  • http://donydw.wordpress.com/2007/11/22/brand-equity-atau-customer-equity/
  • http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/brand-equity-kekuatan-suatu-merek.html